Impian Suami-Istri Membangun Rumah, Tapi Uangnya Kayak Mimpi Jauh di Sana

Baihaqi

Impian Suami-Istri Membangun Rumah

Catatan Baihaqi
- Suatu hari, si suami dan si istri duduk berdua di sofa, sambil menatap kosong ke arah televisi yang sedang menayangkan acara rumah-rumah mewah. Si istri, dengan tatapan penuh harapan, mulai membuka pembicaraan.

"Sayang, gimana kalau kita mulai menabung buat bangun rumah? Coba bayangin, nanti punya rumah sendiri, bisa bebas desain kamar tidur sesuai keinginan kita. Kamu bisa bikin ruang tamu ala-ala film Hollywood yang penuh dengan lampu kristal," ujar si istri sambil membayangkan kemewahan yang cuma ada di Instagram itu.

Si suami yang dari tadi hanya diam, tiba-tiba merespons dengan nada serius, "Iya, rumah itu impian kita. Punya rumah yang luas, ada halaman buat main bola, sama ada garasi buat parkir mobil Ferrari."

Si istri langsung melongo, "Ferrari? Kita aja kalau jalan-jalan naik motor, itu juga pinjam dari teman."

"Ah, nanti juga. Kalau udah punya rumah, Ferrari itu tinggal beli. Yang penting sekarang kita mulai nabung," jawab si suami dengan penuh percaya diri, seolah-olah besok bisa langsung beli rumah dan Ferrari sekaligus.

Si istri kembali berpikir sejenak. “Hmm, tapi kita kan belum punya uang. Bahkan buat beli nasi goreng aja kita kadang ngutang.”

"Tenang, kita bisa mulai dari hal kecil. Misalnya, aku bakal lebih rajin kerja, kamu juga bisa jual kue. Pasti nanti ada uangnya!" si suami mencoba meyakinkan, meskipun di dalam hati ia tahu, gaji bulanan mereka hanya cukup untuk bayar cicilan motor dan beli pulsa.

Sambil tertawa kecil, si istri bilang, "Oh, jadi rencananya kita bangun rumah pakai kue? Bisa aja sih, tapi kalau kayak gitu, nanti yang datang ke rumah malah cuma yang pengen makan gratis!"

Tapi si suami tetap optimis. "Gak apa-apa, sayang. Mimpi kita itu mulia. Semua orang yang sukses juga dulu mulainya dari nol, bahkan dari minus. Coba aja lihat tetangga kita, Pak Dedi. Dulu dia juga kerja jadi tukang parkir, sekarang dia punya lima rumah kos!"

"Pak Dedi? Itu sih karena dia nyewa modal dari siapa tahu, kita belum sampai tahap itu," jawab si istri sambil menahan tawa. "Tapi ya sudah lah, impian itu kan gratis. Gimana kalau kita mulai dengan rumah kecil dulu? Rumah yang buat tidur aja, gak usah banyak ruang tamu atau ruang makan."

"Betul! Rumah kecil itu lebih gampang dibangun. Yang penting kita punya atap, tembok, sama pintu. Toh nanti juga bisa kita upgrade terus, kayak aplikasi yang suka ada pembaruan," jawab suami dengan semangat.

Istri yang masih setengah bingung, tetap mencoba memberi solusi. "Jadi rumah kita nanti bakal kayak aplikasi Google Maps, ya? Mulai dari yang sederhana, tapi bisa diupdate terus. Kadang ada bug, kadang juga tiba-tiba jadi lebih canggih?"

"Persis! Kalau ada uang lebih, kita bisa pasang AC di ruang tamu. Tapi kalau lagi krisis, kita bisa pakai kipas angin aja. Yang penting, ada rumah dulu."

Keduanya pun tertawa. Ternyata, meski tidak punya uang, mereka tetap punya impian yang sama. "Yah, mungkin kita gak bisa bangun rumah langsung jadi kayak yang kita bayangkan. Tapi, kalau ada niat, siapa tahu bisa mulai dari apa yang ada, kan?" kata suami.

mobil Ferrari

Istri yang mulai terinspirasi, mengangguk. "Benar juga. Lagipula, kalau kita gak mulai sekarang, kapan lagi? Mungkin gak langsung bangun rumah, tapi setidaknya kita mulai menabung untuk membeli tanah dulu. Gak usah besar-besar, tanah sepetak kecil juga boleh."

"Setuju! Kalau punya tanah, kita bisa tanami pohon pepaya biar bisa makan buah sendiri. Kalau bisa nanam pohon uang sih, lebih bagus," jawab suami sambil bercanda.

Istri langsung tersenyum, "Itu sih baru namanya impian."

Keduanya akhirnya tertawa bersama, meskipun mereka tahu realitas kehidupan tak seindah impian. Namun, mereka merasa lebih kuat karena memiliki impian yang sama, meski tidak ada uang di tangan.

Tapi siapa tahu? Dengan semangat yang tidak padam, impian mereka bisa saja terwujud. Seperti kata orang bijak, "Jangan takut bermimpi, meski saldo rekening di bank cuma cukup buat beli teh botol dan roti bakar." Mungkin suatu hari nanti, rumah impian mereka akan jadi kenyataan. Atau minimal, mereka bisa membeli sebidang tanah dan menanam pohon pepaya. Siapa tahu?

Tags