Kisah Drama Rumah Tangga yang Bikin Laugh of Loud Tiap Hari!

Baihaqi

Kisah Drama Rumah Tangga

Catatan Baihaqi
- Di sebuah rumah mungil di sudut kota, hidup sepasang suami istri bersama dua anak perempuan yang, entah bagaimana, selalu bikin rumah serasa arena sirkus.

Sang suami, kita panggil saja Bang Mae, adalah tipe suami multitasking. Pagi-pagi buta, ketika ayam saja masih malas bangun, Bang Mae sudah seperti robot otomatis: bangun, nyeduh kopi, nyiapin bekal anak, bahkan sambil bersiul-siul mencuci piring semalam.

Di sisi lain, ada sang istri, sebut saja Cupo Ramlah. Cupo Ramlah ini punya gaya hidup yang unik—bisa dibilang mirip karakter Mammy Two Shoes di kartun Tom and Jerry.

Bedanya, dia lebih mirip tokoh yang suka merepet sambil ngeluarin suara "nyaaaa nyaaaa" daripada menghajar Tom dengan sapu ketika kucing itu bertingkah-laku tidak pantas.

Pagi-pagi Cupo Ramlah masih bergulat dengan bantal dan guling, nggak peduli Bang Mae udah sibuk muter-muter kayak robot pabrik.

Episode Pagi Hari

Jam 6 pagi, Bang Mae udah kayak aktor sinetron. Dengan telaten, dia bangunin duo Tom dan Jerry—sebut saja si Kakak dan si Adik—yang level usilnya sudah seperti lomba nasional.

Si Kakak suka ngumpetin kaus kaki si Adik, sedangkan si Adik nggak kalah kreatif: dia olesin lem tembak di sepatu Kakak. Hasilnya? Drama pagi yang nggak kalah seru dari serial drama Korea.

Setelah anak-anak selesai “berperang,” Bang Mae segera beralih peran jadi supir pribadi. Dengan seragam sederhana dan rambut yang sedikit acak-acakan, dia antar si Tom dan Jerry ke sekolah.

Di perjalanan, si Kakak sibuk ngelempar teka-teki nggak jelas, “Ayah, kenapa ayam nggak pernah naik kereta?” Bang Mae hanya bisa geleng-geleng, “Karena nggak ada tiket diskon buat ayam!” jawabnya singkat.

Ketika Bang Mae dan anak-anak pergi, Cupo Ramlah akhirnya bangun juga. Dia keluar kamar dengan ekspresi ala ratu yang baru turun takhta, rambut awut-awutan, dan piyama yang setia menemaninya sejak malam tadi.

Sambil nyeduh kopi, dia berkomentar, “Hidup ini berat. Untung ada aku yang bikin hidupmu lebih berwarna, Bang Mae.”

Bang Mae cuma bisa senyum miris kalau denger kalimat ini diulang-ulang tiap hari. Kadang dia berpikir, "Warna apa yang dia maksud? Hitam putih kayak TV rusak, kali!"

Setelah selesai antar anak-anak ke sekolah, Bang lanjut kerja ke kantor. Tapi jangan salah, selesai kerja sorenya pun dia nggak bisa leyeh-leyeh.

Pulang kantor, yang nunggu di rumah bukan pelukan hangat istri, tapi pemandangan dapur yang penuh piring kotor.

“Bang Mae, itu piring-piring nggak mau cuci sendiri, tuh!” seru Cupo Ramlah sambil santai di sofa nonton sinetron.

Bang Mae cuma bisa elus dada. Dalam hati, dia sudah hafal mantra hidupnya: "Sabar, Mae, sabar. Kamu ini suami sekaligus pahlawan dapur."

Bang Mae pun langsung nyingsingkan lengan baju dan mulai nyuci piring. Kadang dia merasa seperti kontestan MasterChef, tapi yang ini tanpa hadiah, cuma dapet omelan gratis dari Cupo Ramlah.

Habis nyuci piring, Bang Mae lanjut menjemur pakaian. Tapi tantangannya nggak berhenti di situ. Si Tom dan Jerry alias anak-anaknya sedari pulang sekolah siang tadi dan langsung bikin ulah. Bermacam polah tingkahnya, bahkan kamarnya pun mirip Kapal Titanik sebelum tenggelam setelah menabrak karang.

Si Kakak main semprotan air ke baju yang baru dijemur, sementara si Adik sibuk ngambil jemuran buat dijadiin sarung superman.

Bang Mae cuma bisa geleng-geleng sambil menata ulang jemuran. Kadang dia berpikir, “Apa aku salah jurusan jadi suami? Harusnya aku daftar jadi penjinak singa, biar biasa sama chaos kayak gini.”

Episode Malam: Repetan Cupo Ramlah

Malam tiba, saatnya keluarga kecil ini berkumpul. Tapi jangan kira suasana jadi damai. Begitu Bang Mae duduk santai di sofa, Cupo Ramlah langsung keluar dengan serangan verbalnya.

“Bang Mae, kenapa kamu nggak beli bawang waktu pulang? Udah dibilangin, kan? Terus itu anak-anak kenapa bajunya kotor banget? Kamu itu ngurus anak kayak ngurus kebun binatang!”

Bang Mae cuma bisa mengangguk-angguk seperti siswa SD yang kena omel gurunya. Si Tom dan Jerry malah asyik ketawa-tawa sambil berbisik, “Ayah jadi sasaran tembak lagi, nih!”

Namun, di balik repetannya, sebenarnya Cupo Ramlah sayang banget sama Bang Mae. Kadang, dia suka bikinin teh manis sambil bilang, “Ini teh buat kamu, Bang Mae. Walaupun kamu bikin aku pusing, tapi hidupku nggak lengkap tanpa kamu.”

Bang Mae cuma bisa senyum kecil sambil bergumam, “Cinta itu memang penuh cobaan. Tapi cobaan paling besar ya repetan istri.”

Akhir Hari yang Kocak

Kisah Drama Rumah Tangga yang Bikin Ngakak Tiap Hari

Malam ditutup dengan Tom dan Jerry yang nggak mau tidur. Si Kakak sibuk cerita soal rencana eksperimen sains yang melibatkan cuka dan baking soda (alias bom dapur), sementara si Adik sibuk nyari cara ngumpetin remote TV.

Bang Mae cuma bisa pasrah sambil mencoba menyuruh mereka tidur. “Kalau nggak tidur, nanti besok nggak bisa main sama ayah, lho!” ancamnya lembut. Tapi ancaman ini hanya direspon dengan tawa kecil mereka.

Begitulah kehidupan rumah tangga Bang Mae dan Cupo Ramlah. Penuh drama, gelak tawa, dan sesekali tangis haru (biasanya dari Bang Mae yang baru sadar uang gajinya habis buat belanja bulanan).

Walaupun kadang Bang Mae merasa seperti tokoh kartun yang dipermainkan oleh takdir, dia tahu satu hal: keluarga ini adalah harta paling berharga.

Dan di balik repetan Cupo Ramlah, usilnya anaknya si Kakak dan Adik, serta lelahnya kerja seharian, Bang Mae selalu bersyukur punya mereka semua.

Karena baginya, hidup tanpa mereka sama aja kayak TV mati: nggak ada cerita, nggak ada warna, dan yang pasti, nggak ada repetan Cupo Ramlah yang bikin hidup jadi lucu!

Tags